Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Asuhan Keperawatan Pada Pasien CA Mammae

PENDAHULUAN

Payudara pada wanita dewasa terletak diantara iga ke-2 samapi iga ke-6 (vertikal) dan antara sternum sampai linea mid axilaris (secara horizontal). Adapun berat payudara tiap-tiap orang berbeda, pada wanita yang tidak sedang menyusui berat payudara antara 150-250 gr, sedangkan pada wanita yang sedang menyusui berat payudara dapat mencapai 400-500 gr.
Bentuk payudara cembung ke depan dengan puting di tengahnya yang terdiri atas kulit dan jaringan erektil yang berwarna

Puting dilingkari oleh daerah berwarna coklat yang disebut areola. Didekat dasar puing terdapat kelenjar sebaseus, yaitu kelenjar montgomery yang mengeluarkan zat lemak sehingga puting tetap lemas. Puting berlubang antara 15-20 buah yang Merupakan saluran dari kelenjar susu. 

Struktur dasar payudara terdiri dari jarigan fibrosa dan lapisan lemak.Jaringan fibrosa akan mengikat lobus-lobus yng dipisahkan oleh jaringan lemak yang ada. Lobus-lobus yang ada berjumlah 12-20 buah. Setiap lobus terdiri atas sekelompok alveolus yang bermuara ke dalam ductus lactiferus (saluran air susu) yang bergabung dengan duktus lainnya sehingga terbentuk saluran yang lebih besar dan berakhir dalam saluran sekretorik. 

Ketika saluran ini mendekati puting, kanker akan membesar dan membentuk wadah penampungan air susu yang disebut sinus lactiferus, kemudian saluran akan menyempit lagi dan menembus puting sehingga akhirnya bermuara di atas permukaannya.

Jaringan payudara terdapat diatas otot pektoralis mayor dari sternum menuju linea mid clavicularis, masing-masing meluas ke axilla, suatu area jaringan payudara yang disebut tail of spence. Terdapat pula ligamen cooper yang merupakan pita fasia yang menyangga payudara pada dinding dada.Adapun sekitar 85% jaringan payudara adalah lemak.Adapun fungsi dari payudara adalah sebagai organ untuk laktasi yang dipengaruhi hormon prolakin dan corticotropin.

Laktasi dapat tejadi karena adanya persepsi subjektif dari ibu dan stimulasi dari isapan oleh bayi. Isapan dapat merangsang pengeluaran oxitosin dari kelenjar pituitary yang terletak dilobus anterior kelenjar hipofisis yang dialirkan melalui aliran darah.

    1.  PENGERTIAN

      Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara. Kanker payudara adalah sekelompok sel tidak normal pada payudara yang terus tumbuh berupa ganda. Pada akhirnya sel-sel ini menjadi bentuk bejolan di payudara.

Jika benjolan kanker itu tidak dibuang atau terkontrol, sel-sel kanker bisa menyebar (metastase) pada bagian-bagian tubuh lain. Metastase bisa terjadi pada kelenjar getah bening (limfe) ketiak ataupun di atas tulang belikat. Selain itu sel-sel kanker bisa bersarang di tulang, paru-paru, hati, kulit, dan bawah kulit. Kanker payudara adalah pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi ganas.

      Ca. Mamae merupakan penyakit keganasan yang paling banyak menyerang wanita., disebabkan karena terjadinya pembelahan sel-sel tubuh secara tidak teratur sehingga pertumbuhan sel tidak dapat dikendalikan dan akan tumbuh menjadi benjolan tumor (kanker).

      2.  ETIOLOGI

      Etiologi kanker payudara tidak diketahui dengan pasti. Namun beberapa faktor resiko pada pasien diduga berhubungan dengan kejadian kanker payudara, yaitu :
*    Tinggi melebihi 170 cm
     Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena                 pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur         genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.

          Wanita yang tingginya 170 cm mempunyai resiko terkena kanker payudara karena                 pertumbuhan lebih cepat saat usia anak dan remaja membuat adanya perubahan struktur         genetik (DNA) pada sel tubuh yang diantaranya berubah ke arah sel ganas.

      *  Masa reproduksi yang relatif panjang.
    1.      Menarche pada usia muda dan kurang dari usia 10 tahun.
    2.      Wanita terlambat memasuki menopause (lebih dari usia 60 tahun)
    3.      Wanita yang belum mempunyai anak. Lebih lama terpapar dengan hormon estrogen               relatif lebih lama dibandingkan wanita yang sudah punya anak.
    4.      Kehamilan dan menyusui. Berkaitan berat dengan perubahan sel kelenjar payudara               saat menyusui.
    5.      Wanita gemuk. Dengan menurunkan berat badan, level estrogen tubuh akan turun                   pula.
    6.       Preparat hormon estrogen. Penggunaan preparat selama atau lebih dari 5 tahun.
    7.       Faktor genetik.

      Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)
Kemungkinan untuk menderita kanker payudara 2 – 3 x lebih besar pada wanita yang ibunya atau saudara kandungnya menderita kanker payudara. (Erik T, 2005, hal : 43-46)

      3.  PATOFISIOLOGI  PENYAKIT    

      Proses terjadinya kanker karena terjadi perubahan struktur sel, dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal  sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. 

      Di dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi  terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel normal.

      4. TANDA DAN GEJALA
    1.      Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah ketiak                   bentuknya tak beraturan dan terfiksasi
    2.      Nyeri di daerah massa
    3.      Perubahan bentuk dan besar payudara, Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi           pada areola mammae
    4.      Edema dengan “peant d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)
    5.      Pengelupasan papilla mammae
    6.      Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting,
    7.      Keluar cairan abnormal dari putting susu berupa nanah, darah, cairan encerpadahal              ibu tidak sedang hamil / menyusui.
    8.      Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi

5.  PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

          1.       Mammagrafi, yaitu pemeriksaan yang dapat melihat struktur internal dari payudara,               hal ini mendeteksi secara dini tumor atau kanker.
    2.       Ultrasonografi, biasanya digunakan untuk membedakan tumor sulit dengan kista.
    3.       CT. Scan, dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ               lain
    4.       Sistologi biopsi aspirasi jarum halus
    5.       Pemeriksaan hematologi, yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor                   pada peredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah. (Michael D, dkk,               2005, hal : 15-66)

                    6.  PENCEGAHAN

                          Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan di                                  payudaranya. Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri. Sebaiknya pemeriksaan                           dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi, payudara agak                                      membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.

            Cara pemeriksaan adalah sebagai berikut :
                        1.       Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada payudara.                                       Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak pada ketinggian                                yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan, atau puting susu tertarik ke                               dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar cairan atau darah dari puting susu,                                      segeralah pergi ke dokter.
                        2.       Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua payudara.
                        3.       Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.
                        4.       Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala, dan                                           sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak jari-jari                                       kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian periksa juga                                       apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.
                        5.       Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu bila                                  diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah digerakkan. Bila                               ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat digerakkan (tidak dapat                                              dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah benjolan sebesar 1 cm atau                                      lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini penanganan, semakin besar                                                  kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
                        6.       Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan.

    7.  PENANGANAN

·         Pembedahan
                1.       Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari lumpektomi sampai                           pengangkatan segmental (pengangkatan jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
                2.       Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara, semua kelenjar limfe                             dilateral otocpectoralis minor.
                3.       Mastektomi radikal yang dimodifikasi.

Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial.
            1) Mastektomi radikal
                Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
            2) Mastektomi radikal yang diperluas
                Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.

 Seluruh payudara, semua atau sebagian besar jaringan aksial.
            1) Mastektomi radikal
                Seluruh payudara, otot pektoralis mayor dan minor dibawahnya : seluruh isi aksial.
            2) Mastektomi radikal yang diperluas
                Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe mamaria interna.

·         Non pembedahan
                1.       Penyinaran
                Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat direseksi pada kanker lanjut; pada                 metastase tulang, metastase kelenjar limfe aksila. 

                2.      Kemoterapi
                Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit yang lanjut.

                3.       Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen, antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. (Smeltzer, dkk, 2002, hal : 1596 - 1600)

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


I. PENGKAJIAN

Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.
Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.
v   Pengumpulan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan proses keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan .
v   Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.

ü  Data yang disimpulkan meliputi :
§  Data biografi /biodata
Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.
§  Riwayat keluhan utama.
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.
§  Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama .

v  Pengkajian fisik meliputi :
 Keadaan umum
Ø
 Tingkah laku
Ø
 BB dan TB
Ø
 Pengkajian head to toe
Ø
v  Pemeriksaan laboratorium :
§  Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat,Ø trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.
 Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.
Ø
§  Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan pemeriksaan reseptor hormon.
v  Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :
§  Nutrisi
Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan sesudah masuk RS.
§  Eliminasi
Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah masuk RS.
§  Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
§  Personal hygiene
1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari
2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS

II.      DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor.
2.      Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
3.      Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
4.      Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
5.      Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
6.      Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
7.      Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat.

III. PERENCANAAN
            Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.
Pada perencanaan meliputi tujuan dengan kriteria hasil, intervensi, rasional, implementasi dan evaluasi.

1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan adanya penekanan massa tumor
Ditandai dengan :
DS : - Klien mengeluh nyeri pada sekitar payudara sebelah kiri menjalar ke kanan.
DO : - Klien nampak meringis
- Klien nampak sesak
- Nampak luka di verban pada payudara sebelah kiri
Tujuan : Nyeri teratasi.
Kriteria Hasil :
 Klien mengatakan nyeri berkurang atau hilang
Ø
 Nyeri tekan tidak ada
Ø
 Ekspresi wajah tenang
Ø
 Luka sembuh dengan baik
Ø
Intervensi :
1) Kaji karakteristik nyeri, skala nyeri, sifat nyeri, lokasi dan penyebaran.
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana perkembangan rasa nyeri yang dirasakan oleh klien sehingga dapat dijadikan sebagai acuan untuk intervensi selanjutnya.
2) Beri posisi yang menyenangkan.
Rasional : Dapat mempengaruhi kemampuan klien untuk rileks/istirahat secara efektif dan dapat mengurangi nyeri.
3) Anjurkan teknik relaksasi napas dalam.
Rasional : Relaksasi napas dalam dapat mengurangi rasa nyeri dan memperlancar sirkulasi O2 ke seluruh jaringan.
4) Ukur tanda-tanda vital
Rasional : Peningkatan tanda-tanda vital dapat menjadi acuan adanya peningkatan nyeri.
5) Penatalaksanaan pemberian analgetik
Rasional : Analgetik dapat memblok rangsangan nyeri sehingga dapat nyeri tidak dipersepsikan.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan imobilisasi lengan/bahu.
Ditandai dengan :
DS :
 Klien mengeluh sakit jika lengan digerakkan.
Ø
 Klien mengeluh badan terasa lemah.
Ø
 Klien tidak mau banyak bergerak.
Ø
DO :
 Klien tampak takut bergerak.
Ø
Tujuan : Klien dapat beraktivitas
Kriteria Hasil :
 Klien dapat beraktivitas sehari – hari.
Ø
 Peningkatan kekuatan bagi tubuh yang sakit.
Ø
Intervensi :
1) Latihan rentang gerak pasif sesegera mungkin.
    Rasional : Untuk mencegah kekakuan sendi yang dapat berlanjut pada keterbatasan gerak.
2) Bantu dalam aktivitas perawatan diri sesuai keperluan
    Rasional : Menghemat energi pasien dan mencegah kelelahan.
3) Bantu ambulasi dan dorong memperbaiki postur.
    Rasional : Untuk menghindari ketidakseimbangan dan keterbatasan dalam gerakan dan postur.

3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan gambaran tubuh.
Ditandai dengan :
DS :
     Klien mengatakan takut ditolak oleh orang lain.

     Ekspresi wajah tampak murung.

     Tidak mau melihat tubuhnya.

DO :
     Klien tampak takut melihat anggota tubuhnya.

Tujuan : Kecemasan dapat berkurang.
Kriteria Hasil :
     Klien tampak tenang

     Mau berpartisipasi dalam program terapi

Intervensi :
1) Dorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
    Rasional : Proses kehilangan bagian tubuh membutuhkan penerimaan, sehingga pasien dapat                 membuat rencana untuk masa depannya.
2) Diskusikan tanda dan gejala depresi.
    Rasional : Reaksi umum terhadap tipe prosedur dan kebutuhan dapat dikenali dan diukur.
3) Diskusikan tanda dan gejala depresi
    Rasional : Kehilangan payudara dapat menyebabkan perubahan gambaran diri, takut jaringan parut, dan takut reaksi pasangan terhadap perubahan tubuh.
4) Diskusikan kemungkinan untuk bedah rekonstruksi atau pemakaian prostetik.
    Rasional : Rekonstruksi memberikan sedikit penampilan yang lengkap, mendekati normal.

4. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah
Ditandai dengan :
DS :
     Klien mengatakan malu dengan keadaan dirinya
Ø
DO :
     Klien jarang bicara dengan pasien lain
Ø
     Klien nampak murung.
Ø
Tujuan : Klien dapat menerima keadaan dirinya.
Kriteria Hasil :
     Klien tidak malu dengan keadaan dirinya.
Ø
     Klien dapat menerima efek pembedahan.
Ø

Intervensi :
1) Diskusikan dengan klien atau orang terdekat respon klien terhadap penyakitnya.
    Rasional : membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah
2) Tinjau ulang efek pembedahan
    Rasional : bimbingan antisipasi dapat membantu pasien memulai proses adaptasi.
3) Berikan dukungan emosi klien.
    Rasional : klien bisa menerima keadaan dirinya.
4) Anjurkan keluarga klien untuk selalu mendampingi klien.
    Rasional : klien dapat merasa masih ada orang yang memperhatikannya.

5. Resiko infeksi berhubungan dengan luka operasi.
Ditandai dengan :
DS :
 Klien mengeluh nyeri pada daerah sekitar operasi.
Ø
DO :
     Adanya balutan pada luka operasi.
Ø
     Terpasang drainase
Ø
     Warna drainase merah muda
Ø
Tujuan : Tidak terjadi infeksi.
Kriteria Hasil :
     Tidak ada tanda – tanda infeksi.
Ø
     Luka dapat sembuh dengan sempurna.
Ø
Intervensi :
1) Kaji adanya tanda – tanda infeksi.
    Rasional : Untuk mengetahui secara dini adanya tanda – tanda infeksi sehingga dapat segera                     diberikan tindakan yang tepat.
2) Lakukan pencucian tangan sebelum dan sesudah prosedur tindakan.
    Rasional : Menghindari resiko penyebaran kuman penyebab infeksi.
3) Lakukan prosedur invasif secara aseptik dan antiseptik.
    Rasional : Untuk menghindari kontaminasi dengan kuman penyebab infeksi.
4) Penatalaksanaan pemberian antibiotik.
    Rasional : Menghambat perkembangan kuman sehingga tidak terjadi proses infeksi.

6. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan serta pengobatan penyakitnya berhubungan dengan kurangnya informasi.
Ditandai dengan :
DS : Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.
DO : Ekspresi wajah murung/bingung.
    Tujuan : Klien mengerti tentang penyakitnya.
    Kriteria Hasil :
     Klien tidak menanyakan tentang penyakitnya.
Ø
     Klien dapat memahami tentang proses penyakitnya dan pengobatannya.
Ø

Intervensi :
1) Jelaskan tentang proses penyakit, prosedur pembedahan dan harapan yang akan datang.
    Rasional : Memberikan pengetahuan dasar, dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan                 informasi, dan dapat berpartisipasi dalam program terapi.
2) Diskusikan perlunya keseimbangan kesehatan, nutrisi, makanan dan pemasukan cairan yang adekuat.
    Rasional : Memberikan nutrisi yang optimal dan mempertahankan volume sirkulasi untuk                         mengingatkan regenerasi jaringan atau proses penyembuhan.
3) Anjurkan untuk banyak beristirahat dan membatasi aktifitas yang berat.
    Rasional : Mencegah membatasi kelelahan, meningkatkan penyembuhan, dan meningkatkan                 perasaan sehat.
4) Anjurkan untuk pijatan lembut pada insisi/luka yang sembuh dengan minyak.
    Rasional : Merangsang sirkulasi, meningkatkan elastisitas kulit, dan menurunkan ketidaknyamanan         sehubungan dengan rasa pantom payudara.
5) Dorong pemeriksaan diri sendiri secara teratur pada payudara yang masih ada. Anjurkan untuk                 Mammografi.
    Rasional : Mengidentifikasi perubahan jaringan payudara yang mengindikasikan terjadinya /                 berulangnya tumor baru.

7. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat
Ditandai dengan :
DS :
 Klien mengeluh nafsu makan menurun
Ø
 Klien mengeluh lemah.
Ø
DO :
     Setengah porsi makan tidak dihabiskan
Ø
     Klien nampak lemah.
Ø
     Nampak terpasang cairan infus 32 tetes/menit.
Ø
     Hb 10,7 gr %.
Ø
Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil :
     Nafsu makan meningkat
Ø
     Klien tidak lemah
Ø
     Hb normal (12 – 14 gr/dl)
Ø

Intervensi :

1) Kaji pola makan klien
    Rasional : Untuk mengetahui kebutuhan nutrisi klien dan merupakan asupan dalam tindakan                 selanjutnya.
2) Anjurkan klien untuk makan dalam porsi kecil tapi sering
    Rasional : dapat mengurangi rasa kebosanan dan memenuhi kebutuhan nutrisi sedikit demi sedikit.
3) Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan mulut dan gigi.
    Rasional : agar menambah nafsu makan pada waktu makan.
4) Anjurkan untuk banyak makan sayuran yang berwarna hijau.
    Rasional : sayuran yang berwarna hijau banyak mengandung zat besi penambah tenaga.
5) Libatkan keluarga dalam pemenuhan nutrisi klien
    Rasional : partisipasi keluarga dpat meningkatkan asupan nutrisi untuk kebutuhan energi.

IV. IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien.

Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikutnya

V. EVALUASI

Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.
Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan pasien ke arah pencapaian hasil.


DAFTAR PUSTAKA

Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

Dixon M., dkk, (2005), Kelainan Payudara, Cetakan I, Dian Rakyat, Jakarta.

Mansjoer, dkk, (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jakarta

Sjamsuhidajat R., (1997), Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, EGC, Jakarta

Tapan, (2005), Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplementer, Elex Media Komputindo, Jakarta.





Posting Komentar untuk "Asuhan Keperawatan Pada Pasien CA Mammae"