Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

ASPEK SEKSUALITAS PADA USIA LANJUT


ASPEK SEKSUALITAS PADA USIA LANJUT

I.                   SEKSUALITAS

A.     P e n d a h u l u a n
Orang yang makin menua (menjadi tua) seksual intercourse masih juga membutuhkannya; tidak ada batasan umur tertentu fungsi seksual seseorang berhenti; frekwensi seksual intercourse cenderung menurun secara bertahap tiap tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus sampai tua.
Seksualitas pada usia lanjut selalu mendatangkan pandangan yang bias bahkan pada penelitian di negara barat, pandangan bias tersebut jelas terlihat. Penelitian akhir-akhir ini menunjukan bahwa :
Þ       Banyak golongan lansia tetap menjalankan aktifitas seksual sampai usia yang cukup lanjut dan aktivitas tersebut hanya dibatasi oleh status kesehatan dan ketiadaan pasangan.
Þ       Aktivitas dan perhatian seksual dari pasangan suami istri lansia yang sehat berkaitan dengan pengalaman seksual kedua pasangan tersebut sebelumnya.
Þ       Mengingat bahwa kemungkinan hidup seorang wanita lebih panjang dari pria, seorang wanita lansia yang ditinggal mati suaminya akan sulit untuk menemukan pasangan hidup.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih dari 90% gangguan seksual disebabkan oleh faktor psikologis (psikoseksual). Walaupun pengaruh psikologis cukup besar, ternyata faktor fisik semakin tinggi pada lansia. Semakin tua usia seseorang, penyebab fisik dapat lebih besar daripada penyebab psikologis.

B.     Perubahan Fisiologik Seksual Akibat Proses Menua
Pada wanita lansia terjadi produksi estrogen dan progesteron oleh ovarium menurun saat menopause. Perubahan yang terjadi pada sistem reproduksi meliputi penipisan dinding vagina dengan pengecilan ukuran dan hilangnya elastisitas, penurunan sekresi vagina, mengakibatkan kekeringan, gatal dan menurunnya keasaman vagina ; involusio (atropi) uterus dan ovarium dan penurunan tonus muskulus pubo koksigeus, mengakibatkan lemasnya vagina dan perineum. Perubahan tersebut berakibat perdarahan pervagina dan nyeri saat bersenggema. Pada pria lansia, penis dan testis menurun ukurannya dan keadaan androgen berkurang. Dan untuk respon seksual pada pria dan wanita juga terjadi penurunan.
Jadi pada dasarnya perubahan fisiologik yang terjadi pada aktivitas seksualitas pada lanjut usia berlangsung secara bertahap dan menunjukan status dasar dari aspek vaskuler, hormonal dan neurologiknya. (Alexander and Allison, 1989). Untuk suatu pasangan suami istri, bila semasa usia dewasa dan pertengahan aktivitas seksual mereka normal akan kecil sekali kemungikanan mereka akan mendapatkan masalah dalam hubungan seksualnya.
Pengaruh Umum Penuaan Fungsi Seksual Pria. Secara umum , pengaruh penuaan fungsi seksual pada pria meliputi hal-hal berikut :
§  Terjadinya penurunan sirkulasi testosteron, tapi jarang mengakibatkan gangguan fungsi seksual pada lansia yang sehat.
§  Ereksi penis memerlukan waktu lebih lama dan mungkin tidak sekeras sebelumnya. Perangsangan langsung pada penis seringkali diperlukan.
§  Ukuran testis tidak bertambah, elevasinya lambat dan cenderung turun.
§  Kelenjar penis tampak menurun.
§  Kontrol ejekulasi meningkat. Ejekulasi mungkin terjadi setiap tiga episode seksual. Penurunan fungsi ejekulasi sulit untuk disembuhkan.
§   Dorongan seksual jarang terjadi pada pria di atas 50 tahun.
§  Tingkat orgasme menurun atau hilang.
§  Kekuatan ejakulasi menurun sehingga orgasme kurang semangat.
§  Ejakulasi selama orgasme terdiri dari satu atau dua kontraksi pengeluaran, sedangkan pada orang yang lebih muda dapat terjadi empat kontraksi besar dan diikuti kontraksi kecil sampai beberapa detik.
§  Penurunan tonus otot menyebabkan spasme pada orgsn genital eksterna yang tidak biasa. Frekwensi kontraksi sfingter ani selama orgasme menurun.
§  Setelah ejakulasi, penurunan ereksi dan testis lebih cepat terjadi.
§  Kemampuan ejakulasi setelah ereksi semakin panjang, pada umumnya dua belas sampai empat puluh delapan jam setelah ejakulasi. Ini berbeda pada orang muda yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja.
§  Pada klimaksnya, hubungan seksual masih memberikan kepuasan yang kuat.

C.     Hambatan Aktivitas Seksualitas Pada Lanjut Usia
§  Hambatan Eksterna
1.       Pandangan siosial yang menganggap bahwa aktivitas seksualitas tidak layak lagi dilakukan oleh para lansia.
2.       Tantangan dari keluarga (anak-anak) dengan berbagai alasan.
3.       Karena peraturan dan ketadaan privacy di institusi (panti werdha)
§  Hambatan Interna
1.       Pribadi (psikologik) sehingga merasa tidak bisa dan tidak pantas untuk bisa menarik lawan jenisnya.
2.       Pandangan sosial dan keagamaan sehingga ditekan sedemikian rupa sehingga memberikan dampak pada hubungan seksual.
3.       Obat-obatan
4.       Disfungsi ereksi.
Aktivitas seksual mungkin terbatas karena ketidakmampuan spesifik, tetapi dorongan seksual, ekspresi cinta, dan perhatian tidak mengalami penurunan yang sama. Dari pada penurunan fungsi seksual diasumsikan dengan sakit, lebih baik perhatian difokuskan pada sesuatu yang masih mungkin dilakukan. Pengaruh psikososial dari ketidakmampuan pada umumnya mempunyai pengaruh yang lebih negatif pada fungsi seksual daripada gangguan fisik akibat ketidakmampuan itu sendiri. Mengembangkan kepercayaan diri dan membentuk ekspresi seksual yang baru dapat banyak membantu pada lansia yang mengalami ketidakmampuan seksual.
Artritis dengan deformitas pada sendi, memungkinkan terjadinya kontraktur dan nyeri, kanker dengan nyeri dan komplikasi operasi, kemoterapi dan radiasi, gangguan neuromuskuler yang menyebabkan atropi otot, tonus yang tidak normal, dan gerakan yang tidak normal dapat menyebabkan lansia merasa kurang menarik dan tidak mempunyai daya tarik seksual. Perasaan negatif yang
menghambat pengembangan emosi dan fisik. Beberapa Penyakit dihubungkan dengan penurunan daya tahan tubuh atau nyari dapat menyebabkan gangguan seksual dan aktivitas. Penyakit kronis dapat mengakibatkan ketakutan dan menghalangi dorongan aktivitas seksual. Ketakutan dan persepsi negatif ini harus diatasi sehingga lansia dapat menikmati kehidupan/hubungan seksualnya.

D.     Penatalaksanaan Masalah-Masalah Seksual pada Lanjut Usia
Penatalaksanaan ditekankan pada ketelitian dan kehati-hatian baik dalam diagnosis dalam pemberian terapi harus lebih ditekankan karena disamping kelainan yang mendasari  gangguan seksual tersebut.
Penatalksanaan biasanya :
§  Anamnesis
§  Pemeriksaan fisik
§  Pemeriksaan tambahan
§  Terapi psikologik
§  Medikamentosa (hormonal atau infeksi intra korporal)
§  Pengobatan dengan vakum
§  Pembedahan

E.      Peningkatan Kesehatan Seksual
Dorongan dan aktivitas seksual berkurang tetapi tidak hilang sama sekali, aktivitas seksual juga tidak boleh dikurangi. Masyarakat sering mempunyai anggapan yang keliru bahwa individu lansia adalah aseksual.
Perawat dapat menerangkan bahwa aktivitas seksual berbeda-beda pada setiap individu tetapi ada hubungannya dengan perilaku seksual pada masa muda. Jika diperlukan konseling lebih lanjut, maka dapat dirujuk ke profesional yang terlatih. Anjuran tembahan meliputi penggunaan pelumas vagina atau menawarkan terapi penggantian estrogen bila diinginkan.
Pada beberapa lansia, kunci untuk mempertahankan kemampuan seksual secara penuh adalah kemampuan untuk mengubah pola lama ke pola baru dengan baik. Hubungan seksual tradisional, artinya posisi laki-laki diatas mungkin sangat memuaskan orang pada saat masih muda. Akan tetapi, penelitian terkhir menunjukan bahwa variasi posisi ternyata lebih memuaskan atau minimal dapat dinikmati.
II.     Kesehatan Mental

Faktor-faktor yang yang mempengaruhi perubahan mental  :
§  Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa.
§  Kesehatan umum
§  Tingkat pendidikan
§  Keturunan
§  Lingkungan
Perubahan kepribadian yang drastis, keadaan ini jarang terjadi. Lebih sering berupa ungkapan yang tulus dari perasaan seseorang, ketakutan mungkin karena faktor lain seperti penyakit-penyakit
Kenangan  :
§  Kenangan jangka panjang
§  Berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu mencakup beberapa perubahan.
§  Kenangan jangka pendek atau seketika.
IQ (Intelegention Questiion)  :
§  Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal.
§  Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan karena tekanan-tekanan dan faktor dan waktu.












Daftar Pustaka


Walijudi Nugroho, Keperawatan Gerontik, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kumpulan Materi Kuliah Keperawatan Gerontik PSIK Unhas Makassar
Brunner & Suddarth, Buku Ajar KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH, Edisi 8 Volume 1, Penerbit EGC, 2002.
Sri Suriani Pudjiastuti, SMPh, S.Pd, Budi Utomo, AMF, FISIOTERAPI     pada LANSIA, Penerbit buku Kedokteran EGC.











Posting Komentar untuk "ASPEK SEKSUALITAS PADA USIA LANJUT"